Oleh : Renne R.A Kawilarang
Sumber : VivaNews
Sehari sebelumnya, muncul iklan televisi di Australia minta pengusutan insiden Balibo 1975.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hari ini mendapat kehormatan berpidato di Gedung Parlemen Australia di Ibukota Canberra. Namun, seorang janda wartawan korban insiden Balibo 1975 berencana menyerahkan surat kepada Yudhoyono, meminta agar pemerintah Indonesia mengungkap kasus itu.
Wartawan ANTV-VIVAnews di Australia, Uni Z. Lubis, mengungkapkan bahwa sebelum berpidato, Yudhoyono ditemani Perdana Menteri (PM) Australia, Kevin Rudd, menghadiri jamuan di Gedung Parlemen. Namun di jamuan itu juga hadir Shirley Shackleton, janda dari Greg Shackleton - wartawan Channel 7 yang tewas dalam penembakan di Balibo, Timor Timur (kini Timor Leste) pada 1975.
Dia hadir atas undangan senator independen Xenophon. Shirley berencana menyerahkan surat pribadi kepada Presiden Yudhoyono, yang isinya meminta pemerintah Indonesia membuka kasus Balibo, mengungkap tuntas pelakunya.
Kemarin, di Parlemen, baik Shirley, Xenophon dan senator Bob Brown meluncurkan iklan televisi meminta kasus Balibo dituntaskan. Senator Brown juga mengirimkan surat kepada PM Rudd yang meminta agar Rudd membahas soal ini dengan Yudhoyono.
Baik Brown, Xenophon, maupun Shirley menganggap hubungan yang kian erat antara Indonesia dan Australia bakal selalu terganggu jika kasus Balibo tidak dituntaskan. "Balibo bagaikan luka terbuka" dalam persahabatan kedua negara, kata Xenophon kepada harian The Canberra Times hari ini.
Menurut kalangan media di Australia, salah satu nama yang dianggap bertanggungjawab atas insiden Balibo adalah Yunus Yosfiah, mantan Menteri Penerangan di era Presiden BJ. Habibie. Pada tahun 1975 Yunus bertugas sebagai pimpinan pasukan Kopassus di Timor Timur.
0 comments:
Post a Comment